Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu
yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin
atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.
Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu
merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan
energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk
mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan itu ada tiga
macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang
dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari
penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Tentu saja
penderitaan tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya untuk muncul.
1.2 Sebab –
sebab munculnya penderitaan :
Jika Diklasifikasikan berdasarkan sebab –
sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yang pertama yaitu Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang kedua Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
A. Penderitaan yang timbul
karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut dengan
nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik.
Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT
berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku, melainkan Hambaku
sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib
hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bisa mengubah nasibnya
itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang
menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusia lah penyebabnya.
Karena Perbuatan buruk antara sesama manusia
menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya :
Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap,
dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu
diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang telah ia
berikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu
dipulihkan.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang
menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas
jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya
perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan
anaknya.3. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh
seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur – pelacur kota Jakarta”,
perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita tidak lebih dari pemuas
nafsu seksual. Kaya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki
nasib buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat
dan pelacur ibu kota itu.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya
pun dapat menimbulkan bagi penderitaan bagi manusia yang lainnya. Tetapi
kebanyakan manusia tidak menyadari karena perbuatannya lah yang menimbulkan
penderitaan pada manusia yang lainnya. Kebanyakan manusia baru menyadari
kesalahannya ketika bencana yang menimbulkan penderitaan bagi manusia yang
lainnya itu sudah terjadi. Contohnya :1. Musibah banjir dan tanah longsor di
lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan lindung, kemudian dibabat
menjadi lahan tandus dan gundul oleh manusia – manusia penghuni liar itu.
Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur, belum
terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang / musnah. Segenap
lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan para
korban dari penderitaan yang mereka derita itu.
Perbuatan Lalai, mungkin kurang control
terhadap tangki – tangki penyimpanan gas – gas beracun dari perusahaan “Union
Carbide” di India. Gas – gas beracun dari tangki penyimpanan bocor memenuhi dan
mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu
mati lemas, dan cacat fisik. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai
dari pekerjaan atau pimpinan perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk
memulihkan penderitaan manusia disitu.
B. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat
penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimism
dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh
kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Bebebrapa kasus penderitaan
dapat diungkapkan berikut ini :
Seorang anak lelaki buta sejak diahirkan,
diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasannya luar
biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang.
Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di universitas, dan
akhirnya memperoleh gelar doctor di Universitas Sourbone Perancis. Dia adalah
Prof.Dr. Thaha Husen, guru besar Universitas di Kairo, Mesir.
Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi
dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun – tahun ia menderita penyakit
kulit, sehingga istrinya bosan merawatnya, dan ia dikucilkan. Berkat
kesabarannya dan kepasrahannya kepada Tuha, maka seiring berjalannya waktu Nabi
Ayub pun sebuh dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinnya
lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran,
tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan
dan kesabaran sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang cukup
lama.
Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti
disevutkan dalam Al – Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang
yang angkuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan.
Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar nabi Musa dan para pengikutya
menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya
berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat ditengah belahan
laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup lagi dan mereka semua
tenggelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar