Selasa, 04 November 2014

Alasan Kecanduan Intrenet dan Cara Mengatasinya



Jumlah pengguna internet di berbagai belahan dunia terus berlipat ganda dengan angka yang menakjubkan. perkembangan internet saat ini bukan hanya sebagai alat pengiriman, pertukaran, dan pengambilan data. Internet memenuhi banyak fungsi lain, meliputi kemudahan berbisnis, berkarier, berkomunikasi, menjalankan proses belajar-mengajar, menjalin relasi, menyiarkan berita, berkampanye, melakukan propaganda, hingga mewartakan injil. Semakin tidak terhindarkannya internet sebagai perlengkapan studi dan alat bantu pekerjaan membuat internet turut berperan dalam cara kita berpikir, berkomunikasi, berelasi, berekreasi, bertingkah laku, dan mengambil keputusan. Ironisnya, alat yang begitu berguna ini juga menimbulkan cukup banyak persoalan pada penggunanya. Sebagai contoh, hasil sebuah survey memperlihatkan bahwa penggunaan internet memberi sumbangsih pada hampir 50% persoalan keluarga dan relasi.

David Greenfield menjelaskan mengapa internet memiliki daya menghipnotis. Internet sangatlah menarik karena memuat warna, gerakan, suara, ketidakterbatasan informasi, dan kesegaraan respons. Godaan daya tarik internet bahkan juga masih terus berlangsung saat seseorang tidak sedang terhubung dengan internet. Orang yang memenuhi kriteria sebagai pecandu internet dalam survei ini memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk menemui orang yang dikenalnya pertama kali di internet.
Sifat interaktif internet juga menambah daya tarik internet. Greenfield juga menemukan bahwa rasa intim yang berlebih membuat orang sulit melepaskan diri dari internet.
Penemuan ini sekaligus memperlihatkan bahwa hubungan yang terjalin melalui internet merupakan relasi yang tidak nyata dan menipu, namun cenderung dianggap sebagai kenyataan buat mereka yang terlibat dalam relasi tersebut. Dibanding televisi yang juga memiliki efek mencandu, internet memiliki kelebihan karena sifat yang tidak terbatasnya waktu akses,interaktif, menantang, dan sangat variatif. Lebih jauh, Michael G. Conner juga menyebutkan dua hal yang membuat internet menarik dan sekaligus bermasalah, yakni membuat orang merasa nyaman dan tidak menyadari adanya masalah. Orang dapat bepergian ke mana saja, melihat apa saja, menemukan apa saja, berbuat apa saja, dan menjadi siapa pun yang ia kehendaki. Dalam masyarakat virtual, orang kehilangan akuntabilitas, pengawasan, dan konsekuensi sosial.
Ketertarikan seseorang terhadap internet banyak bergantung kepada kepentingan, minat, dan kepribadian setiap individu. Orang dapat memeroleh informasi mengenai apa saja
sesuai dengan bidang minat dan perhatiannya. Meskipun demikian, ada tiga hal utama yang menjadi pintu masuk keterlibatan seseorang dalam ke
canduan internet, yakni pornografi, online game, dan jejaring sosial.

Berikut adalah prinsip pelayanan bagi pecandu internet:
Pertama, langkah awal penanganan kasus kecanduan internet harus dimulai dari pengakuan dan kerelaan pecandu untuk melepaskan kebiasaannya tersebut. Usaha apa pun yang kita lakukan niscaya akan menemui kegagalan bila pecandu internet tidak mengakui persoalannya yang berat. Untuk itu, rohaniwan atau konselor perlu melakukan
pendekatan empatik dan penuh penerimaan terhadap kesulitan dan persoalan yang membelit pecandu tanpa bersikap menyalahkan.

Kedua, harus ada semacam ikatan kontrak dengan pecandu agar dalam suatu jangka waktu, misalnya selama empat puluh hari, untuk tidak bersentuhan dengan internet sama sekali. Sebagai gantinya, kita melatih mereka untuk memperoleh hobi dan kebiasaan baru. Pecandu tidak boleh dibiarkan menganggur selama mereka tidak beraktivitas dengan internet agar mereka belajar mengisi waktu luang dengan cara yang baik.

Ketiga, konseling pribadi dan konseling kelompok harus diberikan secara rutin sampai pecandu benar-benar terlepas dari kecanduannya. Konseling pribadi bermanfaat untuk menolong pecandu mengenali kecenderungan dan asal mula perasaan dan pikiran yang menjerumuskan mereka ke dalam siklus kecanduan, mengatasi pikiran dan perasaan itu,
serta memperoleh pola pikir dan pengendalian perasaan yang lebih baik.
Konseling kelompok diperlukan agar mereka mempelajari kembali cara
berelasi yang sehat, untuk menghadapi rasa sakit akibat gesekan dalam relasi, serta untuk memberi dukungan dan saling menguatkan antar pecandu di bawah bimbingan dari seorang konselor atau terapis. Juga diperlukan layanan konseling keluarga, karena perilaku pecandu memberi dampak kepada seluruh keluarga. Kemungkinan juga ada
sumbangsih dari keluarga dalam persoalan pecandu internet. Dengan demikian,pengakuan akan kesalahan serta perbaikan dapat dilakukan antar anggota keluarga.

Keempat, pecandu yang telah terbebas harus menyadari bahwa mereka tetap memiliki area sensitif terkait dengan penggunaan internet. Dengan demikian, mantan pecandu perlu dibekali dengan teknik penolakan dan penghindaran terhadap keterlibatan
terhadap dosa dan kebiasaan buruk mereka yang dahulu.
Mantan pecandu perlu pula ditolong untuk mengembangkan talenta dan karunia yang
mereka miliki sehingga tidak lagi terhisap ke dalam pola pikir dan kebiasaan lama mereka. 

Sumber : http://www.seabs.ac.id/journal/oktober2009/Kecanduan%20Berinternet%20dan%20Prinsip-Prinsip%20Untuk%20Menolong%20Pecandu%20Internet.pdf