Cita-Cita
Menurut kamus umum
Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa
yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu
tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak
dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu. Cita cita
adalah keinginan yang ada dalam hati seseorang.[1] Cita cita itu mungkin
tercapai atau mungkin tidak.
Orang tua selalu
menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan
sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam
kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan
atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada
setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family atau handai taulan
biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa,
bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah
apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian hidup
manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan
tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan
sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan, pergaulan, dan
lingkungan masing-masing.
3 Faktor yang
menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita – citanya antara lain :
1. Manusia itu sendiri,
2. Kondisi yang dihadapi dalam rangka
mencapai cita – cita tersebut,
3. Seberapa tinggi cita – cita yang ingin
dicapai.
Cita-cita itu perasaan
hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali
diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Apabila
cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu
disebut angan-angan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya
cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori
keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah, seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar