Klien seorang
perempuan, 26 tahun dengan gangguan skizofrenia paranoid dan diterapi
menggunakan pendekatan psikoanalisis dan teknik yang digunakan adalah teknik
asosiasi bebas.
Pada sesi I ini terapis dan klien membangun komunikasi yang
nyaman dan membangun kepercayaan. Setelah terbentuknya rasa kepercayaan dan
dukungan yang lebih besar, terapis mulai mendorong klien untuk mengkaji
berbagai hubungan Interpersonalnya. Kemudian klien diminta untuk mengungkapkan
apa saja (pikiran dan perasaan) yang terlintas dalam pikirannya saat itu tanpa
ada hal-hal yang disensor (moment catarsis). Dan terapis membantu klien untuk
menganalisa mengenai hal-hal yang dikatarsiskan. Setelah itu terapis membantu
dan membimbing klien untuk bisa insigth. Setelah itu terus menerus menginterpretasikan
dan mengidentifikasikan masalah klien. Kemudian berusaha mengajak klien
merealisasikan hal-hal yang didapat dari insigth.
Pada sesi II
yaitu teknik asosiasi bebas. Pada sesi ini Klien diminta untuk mengungkapkan
apa saja (pikiran dan perasaan) yang terlintas dalam pikirannya saat ini tanpa
ada hal yang disensor (katarsis). Terapi membantu klien menganalisa mengenai
hal-hal yang dikatarsiskan, kemudian terapis membimbing klien untuk insight,
dengan terus-menerus menginterpretasi dan mengidentifikasi masalah klien dan
mkemudian mengajak klien merealisasikan hal yang didapatkan dari insight.
Sumber :
Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek KONSELING & PSIKOTERAPI. Bandung: PT Refika
Aditama.
Hall, Calvin.,
& Gardner Lindzey. (1993). Teori-Teori Psikodinamik (klinis), (Penerjemah: A.
Supratiknya). Yogyakarta: Kanisius.
Selvera, Nidya Rizky. (2013). Teknik asosiasi bebas dan psikoedukasi
untuk mengenali gejala penderita skizofrenia paranoid. Jurnal Procedia
Studi Kasus dan Intervensi Psikologi Volume 1.
Suryabrata, S. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar