Istilah “psikoterapi”,
berasal dari dua kata, yaitu “psiko” dan “terapi”.
“Psiko” artinya kejiwaan
atau mental dan “terapi” adalah penyembuhan atau usada.
Jadi kalau dibahasa Indonesiakan
psikoterapi dapat disebut usada jiwa atau usada
mental. Istilah psikoterapi (psychotherapy),
mempunyai pengertian yang cukup
banyak dan kabur, terutama karena
istilah tersebut digunakan dalam berbagai
bidang operasional ilmu empiris
seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan
penyuluhan (guidance and
counseling), kerja sosial (case work), pendidikan dan
ilmu
Agama.
Psikoterapi melibatkan konseling
untuk mengobati gangguan emosional dan mental. Psikoterapis mendorong pasien
untuk berbicara tentang konflik mereka. Seringkali mereka membantu pasien
mereka memperoleh wawasan tetang bagaimana masalah mereka muncul. Secara umum,
psikoterapi berfokus pada mengubah pola menyedihkan dari pikiran, emosi, dan
perilaku.
Psikoterapi adalah praktik modern,
sedangkan konseling psikologis merupakan tradisi kuno. Dalam banyak budaya kuno,
orang meminta bantuan tokoh agama dan orang lain untuk menyelesaikan masalah
mereka.
Menururt
Corsini :
Proses interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih),
bertujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distres) pada salah 1
pihak karena tidak berfungsinya / ketidakmampuan pada fungsi kognitif, afeksi
atau perilaku, dengan terapis berusaha mengembangkan memelihara atau mengubahnya
dengan menggunakan metode2 sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat
profesional & legal.
Tujuan psikoterapi : menurut Korchin
1.
memperkuat
motivasi klien untuk melakukan hal yang benar
2.
mengurangi
tekanan emosional
3.
mengembangkan
potensi klien
4.
mengubah
kebiasaan
5.
memodifikasi
struktur kognisi
6.
memperoleh
pengetahuan tentang diri
7.
mengembangkan
kemampuan berkomunikasi & hubungan
interpersonal
8.
meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan
9.
mengubah
kondisi fisik
10.
mengubah
kesadaran diri
11.
mengubah
lingkungan sosial
Unsur psikoterapi : Menurut Masserman (1984) ada tujuh “parameter
pengaruh” yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu:
- Peran sosial (martabat) psikoterapis
- Hubungan (persekutuan terapeutik)
- Hak
- Retrospreksi
- Re-edukasi
- Rehabilitasi
- Resosialisasi dan rekapitulasi
Unsur-unsur psikoterapeutik dapat
dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi.
Perbedaan psikoterapi dan
konseling : Perbedaan
Konseling
|
Psikoterapi
|
<
intensif
|
>
intensif
|
preventif
|
Kuratif
/ reapartif
|
Fokus :
edukasi, vocational, perkembangan
|
Fokus :
remedial
|
Setting
: sekolah, industri, social work,
|
Setting
: rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah
intervensi <
|
Jumlah
intervensi >
|
supportive
|
rekonstructive
|
Penekanan
“normal”
/
masalah ringan
|
Penekanan
“disfungsi” / masalah berat
|
Short
term
|
Long
term
|
Pendekatan psikoterapi terhadap mental illness menurut J.P. Chaplin, yaitu:
- Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan
penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854)
pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu
adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
- Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang
buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis
perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang
ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan
pertumbuhan sepanjang hidup individu.
- Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya
dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus
mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang
berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
- Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan
diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan
ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang
dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau
pemaksaan.
Konsep Dasar Psikoanalisa :
a. Struktur
Kepribadian
Menurut Freud struktur
kepribadian terdiri dari tiga sistem: id, ego
dan super ego. Ketiganya
adalah nama bagi proses-proses psikologis. Id
adalah komponen biologis, ego adalah
komponen psikologis, sedangkan
super
ego merupakan
komponen sosial.
b. Pandangan
tentang Sifat Manusia
Pandangan Freudian tentang sifat
manusia pada dasarnya pesimistik,
deterministik, mekanistik dan
reduksionistik. Menurut Freud manusia
dideterminasi oleh
kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tidak
sadar, kebutuhan-kebutuhan dan
dorongan-dorongan biologis, dan naluriah,
dan oleh peristiwa-peristiwa
psikoseksual yang terjadi selama lima tahun
pertama
dari kehidupan.
c.
Kesadaran dan Ketidaksadaran
d. Perkembangan
Kepribadian
Freud secara membagi
tingkat-tingkat perkembangan seseorang
kedalam beberapa fase.
Tingkat-tingkat perkembangan itu erat sekali
hubungannya dengan perkembangan
kehidupan seksuil dan karenanya
disebut sebagai psychosexual
development. Psychosexual development
meliputi
tiga fase yaitu, fase oral, fase anal, fase genital.
TEKNIK
TERAPI PSIKOANALISA :
1) Metode asosiasi bebas,
menuntut pasien mengatakan segala sesuatu yang
muncul
dalam kesadarannya.
2) Metode analisis mimpi. Metode
ini bukanlah suatu metode yang terpisah
dari metode asosiasi bebas;
analisis itu merupakan konsekuensi wajar
dari instruksi kepada para pasien
agar pasien berbicara tentang segala
sesuatu
yang muncul dalam kesadarannya.
3) Penafsiran adalah suatu
prosedur dasar dalam menganalisis asosiasiasosiasi
bebas, mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi, dan transferensitransferensi.
Prosedurnya terdiri atas
tindakan-tindakan anak yang
menyatakan, menerangkan, bahkan
mengajari klien makna-makna
tingkah laku yang dimanifestasikan
oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas,
resistensi-resistensi,
dan oleh hubungan terapeutik itu sendiri.
4) Metode analisis dan penafsiran
resistensi. Resistensi adalah sesuatu yang
melawan kelangsungan terapi dan
mencegah klien mengemukakan
bahan
yang tak disadari.
5) Metode Analisis dan penafsiran
transferensi. Tranferensi
mengejawantahkan dirinya dalam
proses terapeutik ketika “urusan yang
tidak selesai” di masa lampau
klien dan orang-orang yang berpengaruh
menyebabkan dia mendistorsi masa
sekarang dan bereaksi terhadap
analis
sebagaimana dia bereaksi terhadap ibu artau ayahnya.
Sumber :
M.A. Subandi, (et.al)., Psikoterapi
Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, Pustaka
Pelajar
Offset, Yogyakarta, 2002, hlm. 1-2
Singgih D. Gunarsa, Konseling
dan Psikoterapi, Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 154-155
Singgih
D. Gunarsa, Pengantar Psikologi, Mutiara, Jakarta, 1983, cet. II, hlm.
61
Gerald Corey, Theory and
Practice of Counseling and Psychoterapy, diterjemahkan oleh
E.Koeswara dengan judul Teori
dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, PT Refika Aditama, Bandung,
2003, cet. IV, hlm. 14
Singgih
D Gunarsa, op. cit., hlm. 64
Gerald Corey, op. cit,. hlm.
15-16
Ibid.,
hlm. 62
Ibid., hlm. 65-66
Daniel Goleman, Kathleen Riordan
Speeth, The Essential Psychotherapies dengan judul
Esensial
Psikoterapi: Terapi dan Praktek Para Ahli, Dahara Prize, Semarang, 1993,
hlm. 13
Calvin S Hall, Gardner Lindzey, Theories
of Personality I diterjemahkan oleh Yustinus,
dengan
judul, Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius, Yogyakarta, 1993,
hlm. 100
Ibid., hlm. 101
Gerald Corey, op. cit.,hlm.
42
Ibid.,
hlm.
43